Intervensi Manajemen Sarang yang Diadaptasi Secara Lokal (Praktik Pemeliharaan Lebah yang Benar)

From SAMSwiki
Jump to: navigation, search

Ethiopia: Di Ethiopia, ada dekrit dan pernyataan oleh pemerintah (komunikasi personal dengan HBRC): 1. Pendaftaran dan pengendalian pestisida, Keputusan khusus No. 20/1990 yang mengatur skema registrasi dan pengendalian bahan kimia berbahaya bagi kehidupan dan produk lebah madu;

2. Pengembangan dan Perlindungan Proklamasi Sumber Daya Apikultur, No. 660/2009 tentang pengembangan dan perlindungan sumber daya pemeliharaan lebah.



Mengenai upaya ilmiah, Pusat Penelitian Lebah Holeta (HBRC) adalah lembaga utama untuk penelitian pemeliharaan lebah, tetapi sejak 2008, tujuh pusat penelitian pertanian federal dan tujuh belas pusat regional mulai melakukan kegiatan penelitian apikultural. [1] [2] Sebagaimana disebutkan dalam bab madu dan jenis sarang lebah, 95% peternak lebah menggunakan sarang tradisional, tetapi sebagian besar penelitian HBRC didasarkan pada teknologi modern dan sistem manajemen modern yang bertujuan mengembangkan sektor lebah di negara tersebut (komunikasi pers dengan HBRC). Namun demikian, hasilnya mungkin tidak disesuaikan dengan situasi aktual di negara itu. Oleh karena itu, diperlukan lebih dari satu lembaga untuk meneliti sistem tradisional yang banyak digunakan agar terdokumentasikan secara menyeluruh. Disisi lain juga agar mempromosikan teknik-teknik modern yang telah diteliti.


IndonesiaIndonesia tidak memiliki panduan praktik pemeliharaan lebah yang diformulasikan secara nasional tetapi untuk literatur yang dijadikan panduan praktik perlebahan yang baik sudah tersedia. Namun demikian, peternak lebah lokal sebagian besar bergantung pada pengalaman pribadi mereka. PERHUTANI mempekerjakan "petugas lapangan/penyuluh", yang mengajarkan peternak lebah lokal tentang praktik peternakan lebah yang baik. Contoh untuk literatur yang ada adalah: “Petunjuk Praktis Budidaya Lebah Madu (Apis cerana)/Pedoman Praktis Peternakan Lebah (Apis cerana) ” “Petunjuk Praktis Budidaya Lebah Madu (Apis mellifera)/Pedoman Praktis Peternakan Lebah (Apis mellifera)” and “Petunjuk Praktis Peralatan Budidaya Lebah Madu (Apis cerana and Apis mellifera)/Pedoman Praktis untuk Alat Peternakan Lebah (Apis cerana and Apis mellifera)”, dari Obat Tradisional ke Obat Modern", disusun oleh Hutagalung, dan "Produk-produk Lebah Madu dan Hasil Olahannya/produk lebah Madu dan turunannya”, dibukukan oleh Jaya (komunikasi personal dengan Universitas Padjadjaran, Indonesia).


Untuk mencapai tujuan mengekspor produk lebah madu ke Eropa, ada standar kualitas tertentu yang harus dicapai. Rencana Intervensi Strategis, yang ditulis oleh SNV / Ethiopia pada tahun 2005 memberikan petunjuk untuk meningkatkan kualitas Produk lebah madu dan sektor lebah madu [3] Harus digaris bawahi bahwa kriteria tersebut sama pentingnya untuk Ethiopia dan Indonesia, serta untuk setiap negara non-Eropa lainnya.

"

  1. Penggunaan antibiotik sebagai tindakan pencegahan infeksi penyakit merupakan hal yang dilarang. Jika sangat membutuhkan hal tersebut, Anda harus mengikuti cara penggunaannya dengan tepat dan menghilangkan semua residu dari sarang.
  2. Selama masa pembungaan (ketersediaan pakan melimpah), Anda tidak boleh memberi makan gula tambahan atau sirup gula.
  3. Bersihkan semua bingkai sarang yang mengandung madu yang terfermentasi, atau serbuk sari yang berjamur.
  4. Untuk mencegah rasa tembakau dan residu tarnya, hindari penggunaan rokok yang berlebihan saat panen.
  5. Untuk menghindari kadar air yang tinggi, panen bingkai sarang yang setidaknya dipenuhi oleh 70% madu.
  6. Jika diperlukan, gunakan cairan/lotion penangkal sengatan lebah agar proses pemanenan lebih aman.
  7. Makanan tambahan harus diposisikan menengadah ke atas penutup sarang daripada meletakkannya di atas tanah.
  8. Ekstraksi madu harus dilakukan di ruangan yang terlindung dari kelembaban lingkungan luar dan lebah madu.
  9. Untuk menghindari pembusukan sarang, semua komponen (lantai, dinding) harus memiliki permukaan yang kedap air.
  10. Jangan memanaskan madu di atas 40,6 ° C untuk menghindari produksi HMF (Hydroxymethylfurfural).
  11. Mesin dan wadah harus ditutup dengan cat ramah makanan (food-grade), atau mengandung stainless steel atau plastik berkualitas makanan.
  12. Jangan merokok selama ekstraksi madu.
  13. Untuk menghilangkan lilin berukuran besar, saring madu setelah proses ekstraksi.
  14. Jangan menyimpan madu di ruangan dengan suhu tinggi, atau di tempat yang terkena sinar matahari langsung.
  15. Pastikan menutup kemasan madu secara rapat agar tidak ada rembesan air dari luar.
  16. Jangan mengambil serbuk sari selama musim panen madu.
  17. Bekerja dengan produk makanan dan non-makanan membutuhkan langkah terpisah.
  18. Jika sarang ditempatkan di "rumah madu", jangan dibersihkan sampai semua madu disimpan dalam wadah kedap udara.
  19. Produk kimia (deterjen, lem untuk label, obat-obatan, insektisida, herbisida, ...) harus disimpan secara terpisah dari ruang ekstraksi..
  20. Jangan gunakan barel minyak bekas (bahkan ketika proses pembersihan lilin).

"


References

  1. Amssalu, B. (2016). Apiculture Research Achievements, Challenges and Future Prospects in Ethiopia. In: Agricultural Research for Ethiopian Renaissance Challenges, Opportunities and Directions. Proceedings of the National Conference on Agricultural Research for Ethiopian Renaissance. Addis Ababa, Ethiopia.
  2. Hailemichael, T. B. (2018). The status of beekeeping practices and honey production system in Ethiopia-a review. International Journal of Engineering Development and Research, 6(2), 581-585.
  3. SNV/Ethiopia (2005). Strategic intervention plan on honey & beeswax value-chains, snv support to business organizations and their access to markets (boam).