Propolis Bahasa

From SAMSwiki
Jump to: navigation, search


Ethiopia: Diketahui, bahwa propolis dapat dipanen dari setiap jenis sarang dan 95% peternak lebah Ethiopia menggunakan sarang tradisional. [1] [2] [3] Sementara hasil propolis lebih tinggi di sarang tradisional, kualitasnya lebih rendah karena kontaminasi propolis murni dengan lilin lebah, puing-puing sarang atau bagian tubuh lebah. [2] Nuru et al. (2002) melakukan penelitian, di mana produksi propolis diinduksi dalam sistem sarang tradisional dan modern. Mereka mengekspos sarang ke kondisi lingkungan eksternal, dengan menciptakan celah di dalam sarang. Lebah menunjukkan perilaku mengisi celah itu dan, seperti yang diharapkan sebelumnya, hasil propolis lebih tinggi dalam sistem sarang yang dimanipulasi. Mereka menemukan tidak hanya korelasi antara data stasiun cuaca lokal dan produksi propolis, tetapi juga jumlah propolis yang dipanen secara tradisional lebih tinggi secara tradisional, dibandingkan dengan sarang lebah modern. Para penulis mengklaim, bahwa metode kecil yang efektif biaya dapat membantu meningkatkan hasil secara signifikan. [2] Dengan demikian, metode sederhana ini dapat digunakan untuk meningkatkan hasil propolis peternak lebah skala kecil. Mirip dengan serbuk sari, Pusat Penelitian Lebah Holeta dan Kementerian Pertanian dan Lembaga Penelitian Ternak Internasional berkomunikasi, bahwa tidak ada bisnis untuk propolis, tetapi peternak lebah kadang-kadang memanennya untuk konsumsi rumah (penggunaan medis). [4]


Indonesia: Lebah yang tidak menyengat dari genus Trigona diketahui mengumpulkan propolis dalam jumlah yang lebih tinggi, dibandingkan dengan spesies Apis , oleh karena itu, peternak lebah Indonesia menggunakan sebagian besar koloni Trigona spp. untuk produksi propolis ("meliponiculture"; lihat: Lebah non-Apis yang dikelola untuk produk lebah). [5] Di Indonesia, propolis dikategorikan sebagai produk herbal dan digunakan untuk tujuan medis. [6] Minat dan potensi yang ada tercermin dari penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan metode ekstraksi produk. [6] [7] Menurut para ilmuwan lokal (Universitas Padjadjaran, Indonesia), ada bisnis propolis. Produk ini dijual terutama secara online dan juga dapat ditemukan di toko obat herbal lokal (Harga). Ada informasi yang hilang tentang waktu panen terbaik propolis, berapa banyak propolis yang dapat diharapkan per koloni, dampak produksi propolis pada produk lebah lainnya, faktor-faktor yang mempengaruhi produksi propolis, angka resmi, dll.


References

  1. Gidey, Y., & Mekonen, T. (2010). Participatory Technology and Constraints Assessment to Improve the Livelihood of Beekeepers in Tigray Region, northern Ethiopia. Momona Ethiopian Journal of Science, 2(1), 76-92.
  2. 2.0 2.1 2.2 Nuru, A., Hepburn, H. R., & Radloff, S. E. (2002). Induction of propolis production by Apis mellifera bandasii in traditional basket and Langstroth movable-frame hives in Ethiopia. Journal of Apicultural Research, 41(3-4), 101–106.
  3. Taye, B., Desta, A., Girma, C., & Mekonen, W. T. (2016). Evaluation of transitional and modern hives for honey production in the Mid Rift Valley of Ethiopia. Bulletin of Animal Health and Production in Africa, 64(1), 157–165.
  4. MoA & ILRI (2013). Apiculture value chain vision and strategy for Ethiopia. Addis Ababa, Ethiopia: Ministry of Agriculture and International Livestock Research Institute.
  5. Agussalim, Umami, N., & Erwan (2015). Production of Stingless Bees (Trigona sp.) Propolis in Various Bee Hives Design. The 6th International Seminar on Tropical Animal Production, Integrated Approach in Developing Sustainable Tropical Animal Production. 335-338.
  6. 6.0 6.1 Hasan, A. E. Z., Mangunwidjaja, D., Sunarti, T. C., Suparno, O., & Setiyono, A. (2013). Optimasi Ekstraksi Propolis Menggunakan Cara Maserasi Dengan Pelarut Etanol 70% Dan Pemanasan Gelombang Mikro Serta Karakterisasinya Sebagai Bahan Antikanker Payudara. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 23(1), 13-21.
  7. Wiwekiwati, & Walianto, S. (2017). Aktivitas Antioksidan Ekstrak Propolis Dari Yogyakarta Dalam Kedokteran Gigi. Seminar Nasional Riset Inovatif. 105-109.