Spesies lebah madu digunakan untuk peternakan lebah
Ethiopia: A. mellifera adalah spesies Apis yang paling umum digunakan untuk pemeliharaan lebah. Menurut seorang ilmuwan lokal (Holeta Bee Research Institute, Ethiopia) peternak lebah tidak memilih subspesies tertentu A. mellifera. Sebagai gantinya mereka menggunakan subspesies yang tersedia secara lokal untuk peternakan lebah (Gbr. 1). Di beberapa daerah di Ethiopia, koloni dapat diperoleh secara finansial (Harga) tetapi praktik yang lebih umum adalah menangkap koloni liar dan memasukkannya ke dalam kotak sarang. Sebuah studi oleh Sebsib et al. (2018) mengulas bahwa di Zona Kaffa, Sheka, dan Bench-Maji, para peternak lebah menggunakan metode khusus untuk menarik koloni lebah liar. Mereka membersihkan kotak sarang dengan Clausena anisata dan Capsicum frutescens prior fumigating them. sebelum melakukan fumigasi. Untuk fumigasi, tergantung pada wilayahnya, bagian tanaman Ekebergia capensis bersama wax, atau tanaman C. Africana yang digunakan. [1]
Indonesia: Lebah madu yang paling umum digunakan untuk peternakan lebah adalah A. cerana. Hampir tidak ada informasi tentang perlebahan dengan A. mellifera, meskipun diketahui, bahwa di Jawa, perlebahan dengan A. mellifera, dipraktikkan. Para peternak lebah dari lebah yang tidak menyengat menggunakan koloni lebah liar lokal yang tersedia, dengan menangkap dan menaruhnya di sarang lebah (mis. Trigona spp.). (komunikasi pribadi). Terkait daftar lebih dari 40 spesies lebah tanpa sengat, yang diamati di Indonesia, lihat Kahono et al. (2018) [3]
References
- ↑ Sebsib, A., & Yibrah, T. (2018). Beekeeping Practice, Opportunities, Marketing and Challenges in Ethiopia: Review. Dairy and Vet Sci J., 5(3), 1-21: 555662.
- ↑ Amssalu, B., Nuru, A., Radloff S. E., & Hepburn, H. R. (2004) Multivariate morphometric analysis of honeybees (Apis mellifera) in the Ethiopian region. Apidologie 35, 71–81.
- ↑ Kahono, S., Chantawannakul, P., & Engel, M. S. (2018). Social Bees and the Current Status of Beekeeping in Indonesia. In book: Asian Beekeeping in the 21st Century. Springer, Singapore. 287-306.